Selasa, 02 Desember 2014

Keluarga Kecil Pilamohe N Mom


100 Impian Hidupku untuk Masa Depan



1 Sukses Dunia Akhirat

2 Membahagiakan orang tua

3 Membuat bangga orang tua

4 Berbakti kepada orang tua

5. Kuliah lancar

6. Lulus tepat waktu

7. IPK lebih dari 3.6

8. IP selalu naik tiap semesternya

9. Dapat beasiswa

10. Kuliah ke luar negeri dengan beasiswa bila lanjut

11. Hafal juz 30 selama kuliah

12. Lancar berbahasa inggris

13. Lancar berbahasa suku sunda

14. Berani bicara di depan umum

15. Menjadi Taruna

16. Beli motor sendiri

17. Beli mobil sendiri

18. Punya uang jajan sendiri

19. Bisa liburan ke luar negeri

20. Bisa melanjutkan S2 dengan uang sendiri

21. Menjadi tenaga pengajar yang bermanfaat dan disukai peserdik

22. Menyandang sabuk hitam di karate

23. Punya istri diberkati, aman terkendali

24. Punya anak yang cantik,ganteng dan diberkati

25. Menjadi suami yang bertangguung jawab, yang dicintai istri dan anak-anak

26. Berwira usaha

27. Menjadi tenaga pengajar yang mengispirasi orang lain

28. Membuat usaha peternakan ikan,ayam,babi dll.

29. Membuka LPK

30. Bermanfaat bagi orang lain

31. Punya rumah sederhana, dengan 6 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang makan, 2 ruang keluarga, 2 ruang kerja, 2 garasidan perpustakaan pribadi

32. Rumah bertingkat menghadap ke jalan

33. Pergi ke prancis bersama keluarga

34. Rumah dilengkapi dengan kolam renang

35. Di halaman belakang ada lapangan basket dan beberapa alat olahraga

36. Ada kebun kecil yang ditanami bunga-bunga

37. Di kebun ada air mancur dengan lampu warna-warni

38. Beli sawah untuk bapak

39. Naik puncak tertinggi di Indonesia

40. Naik puncak tertinggi di Dunia

41. Berlibur ke bunaken

42. Memberi makan min 50 anak yatim setiap bulan

43. Bisa mengguasai 3 atau lebih bahasa

44. Lancar berbahasa Sunda Jawa Barat.

45. Bisa mengisi sebuah kajian

46. Menjadi mahasiswa teladan

47. Lulus dengan coumlode

48. Berbuat baik dalam kebaikan

49. Hafal ayat alkitab yang menjadi pegangan

50. Beli laptop sendiri

51. Menjadi leader

52. Beli tanah di puncak

53. Punya rumah pribadi di puncak

54. Beli hp sendiri

55. Berdoa di Gua Maria

56. Bertemu dengan orang-orang besar

57. Membuat pesta perayaan ulang tahun bapak dan ibu

58. Merayakan ulang tahun pernikahan orang tua

59. Punya koleksi buku (perpustakaan pribadi)

60. Bisa nabung

61. Keangkat menjadi PNS

62. Bisa berkomunikasi dengan orang asing (turis) dengan lancar

63. Menjadi khatolik yang bisa menjadi panutan

64. Bisa menulis bahasa ibu dengan baik dan benar

65. Nonton piala dunia langsung

66. Nonton NBA secara langsung

67. Beli sepeda gunung

68. Mengkoleksi buku-buku

69. Menjadi superhero

70. Dihormati dan disegani orang

71. Ahli Ilmu Arsitektur

72. Naik pesawat

73. Punya tabungan buat pendidikan anak

74. Renovasi gudang belakang rumah

75. Buat tempat olahraga di belakang rumah

76. Mendapat penghargaan

77. Punya toko

78. Bisa main musik

79. Punya studio musik

80. Punya bioskop mini di rumah

81. Bisa keliling dunia

82. Bertemu dengan Pasus besar

83. Melihat senyuman bapak dan mama ketika saya bisa membuat bangga mereka

84. Membuat bapak mama menangis karena bangga dan bahagia padaku

85. Menulis buku

86. Menjadi pemenang dalam kejuaraan mengambar

87. Membelikan mama motor matic

88. Berkumpul bersama keluarga besar 5 tahun mendatang

89. Menjadi disiplin, rajin, dan lebih bertanggung jawab

90. Mempunyai sebuah perusahaan

91. Membeli tanah untuk di usaha

92. Membuat inovasi dalam pembelajaran

93. Bisa melanjutkan S2 & S3

94. Menyiapkan aset untuk masa depan anak

95. Peljari lebih Dalam tentang Alkitab PL & PB

96. Melihat teman-teman dan orang yang saya kenal sukses

97. Ke Yerusalem

98. Natal bersama keluarga besar

99. Sehat jasmani dan rohani

100. Menjadi Hamba yang takut akan Allah....AMIIIIIINNN ^_^


Manusia hanya bisa berencana, namun Allah lah yang tetap Maha Menentukan.





Deskripsi Ruang : Tempat Tinggalku

Terasa rindu di dalam hati ketika aku mengingat rumahku, sepertinya aku ingin pulang dan tidur di tempat tidurku yang empuk. Jika aku pulang, pasti yang pertama kali aku jumpai adalah sebuah pagar besi yang berwarna hijau yang selalu berada di depan rumah bak satpam yang berdiri untuk menjaga rumah. Setelah melewati pagar besi, rumput indah yang berwarna hijau dan bunga-bunga yang selalu dirawat ibuku menyambutku sebelum aku masuk ke dalam rumah.
Layaknya lapangan sepak bola, rumahku mempunyai halaman yang cukup luas, tepat di depannya rerumputan nan hijau menghiasi halaman rumahku, disanalah tempat bemain bersama adik-adikku, bersenda gurau, bermain bulutangkis, bola kaki dan lain sebagainya. Tepat di halaman belakang rumahku, ada beberapa pepohonan yag membentuk barisan yang apik. Ada pohon rambutan, durian, dan jambu serta bukan hanya pohon saja. Tak jauh dari pohon pohon tersebut, sebuah kandang ayam yang dibuat ayahku di halaman belakang. Kami memelihara ayam di belakang rumah, ada beberapa jenis ayam yaitu ayam kampong, siam, dan ayam arab. Bukan hanya memelihara ayam saja, kami juga memelihara ikan lele di kolam ikan di belakang rumah.
Rumahku terdiri dari lima kamar tidur, ada ruang belajar yang terletak di depan yang biasanya kami gunakan sebagai ruang tamu, juga ada ruang TV, ruang keluarga yang biasa dipakai buat ruang makan dan ruang obrolan keluarga.
Layaknya keluarga yang lain, keluargaku pun sering berkumpul di bagian belakang rumah, disana kami sering bercerita tentang pengalaman dan pelajaran. Kami juga sering makan bersama dibelakang. Ayah, mamak, nenek, adikku ulfa dan adikku kafrawi serta aku suka berkumpul disana, betapa indahnya suasana ini, membuat aku rindu dengan rumahku.


Desaku Hubikossy Dusun Punogolik

Dusunku ini tampak asri dan unik. Rumah-rumah berada di dataran yang cukup tinggi sementara untuk jalan setapak lebih rendah dari posisi rumah-rumah ini berdiri. Setidaknya ada lima rumah yang berjajar dan agak berjauhan antara satu dengan yang lain. Salah satunya adalah rumah tete-nenekku. Rumah tete-nenekku ini merupakan rumah terkecil diantara deretan tersebut. Sementara itu, tepat dibelakang rumah tete-nenekku terdapat rumah saudara kami. Di belakang rumah tersebut terdapat banyak pohon jati yang besar dan tinggi menjulang menggapai langit.

Desa ini sangat subur. Di setiap rumah kamu akan melihat banyak bunga yang tumbuh di pekarangannya. Sering kali saya bersama teman-temanku berlomba untuk menangkap kupu-kupu yang memang setiap hari menyatroni bunga-bunga di halaman rumah tersebut. Pada musimnya, buah jambu dan belanda sangat banyak tumbuh di pepohonan yang berada tepat di sebelah kiri rumah tete-nenekku. Di sepanjang jalan pepohonan buah itu merupakan jalan menurun yang sengaja di penuhi dengan bebatuan yang bertujuan untuk meminimalisir kondisi licin saat hujan turun.

Ketika terbangun di pagi hari, sangat enggan rasanya untuk melepaskan selimut karena dinginnya hawa dusun punogolik pagi hari. Makin siang, dusun makin indah untuk di telusuri karena pemandangan seperti ini tak dapat kau temui di kota besar. Saya rindu akan aroma dusunku. Aroma pedesaan yang khas yang kadang bercampur dengan aroma Wam(Babi) dan sapi hehe... Oiya, Kau tak akan membayangkan untuk mandi di hawa pagi dusunku ini. Dinginnya menusuk tulang dan tempat mandinya?

Saat itu, belum ada kamar mandi dan toilet layaknya di Wamena atau jayapura. Kamu tau tempat menimba air? Itu merupakan tempat mandi dan mencuci yang sering kutemui di desaku. Biasanya tempat itu hanya dilengkapi dengan katrol yang diikat pada sebuah besi yang di pasang diantara dua tiang timbaan tersebut. Kemudian kantrol tersebut juga terhubung dengan ember yang lumayan besar. Tempat menimba terdekat dengan rumah tete-nenekku terletak di pinggiran jalan kampung. Tempat ini hanya dilengkapi dengan dinding berbahan dasar anyaman lokob. Tetapi dinding tersebut tidak lah menutupi semua sisinya, dinding itu hanya seukuran pinggang orang dewasa dan tertutup pada bagian depan yang menghadap jalan saja.

Orang-orang biasa menggunakan tempat ini bersama-sama. Ketika seorang warga tengah mencuci, maka warga desa lain yang membawa peralatan mandinya dapat menggunakan sisi lain dari tempat menimba tersebut. Selain itu, tempat ini merupakan sumber air untuk kebutuhan minum dan dapur. Tak jarang saya melihat seorang ibu-ibu dengan jarik-nya menggendong sebuah isoak besar.
Hal ini meruapakan hal-hal yang akan kurindukan untuk kulihat.

Wamena, 1993 hingga sekarang.

Tahun 193, teteku collapse. Ibuku mengambil langkah seribu untuk segara pergi ke desa. Sesampainya di sana ibuku terus saja di Rumah Sakit dan aku tinggal di rumah tete-nenekku. Sedih rasanya melihat wajah desaku, saat itu tengah dilakukan pengerukan tanah dengan buldozer yang orang kampung sering menyebutnya dengan begok. Rumah yang dulunya berjajar di dataran tinggi kini lenyap berganti dengan dataran yang sama dengan jalan setapaknya. Semua rumah telah ada di dataran yang telah di ‘garuk tanah’ nya oleh buldozer. Tinggal rumah tete-nenekku sajalah yang berada di dataran tinggi. Rumah ini pun akan menyusul.

Hilang sudah bunga-bunga itu, kupu-kupu yang rajin berkunjung dan buah-buahan yang lezat. Kini desaku lebih terlihat seperti padang tandus. Warga desa mengulang kembali semuanya dari awal. Mereka mulai menanami banyak benih pohon untuk meneduhkan desa kembali.

Aku berharap bisa melihat desaku yang dulu. Desa Hubikossy. Dusun Punogolik.